NATALIA RIRIH/KOMPAS.com
Sebanyak 6.000 jendela krepyak bekas ini tersusun apik di bar dan restoran sebagai paduan konsep vintage dan industri yang harmoni.KOMPAS.com - Sebanyak 6.000 jendela krepyak bekas tersusun apik di bar dan restoran Potato Head, di Jalan Petitenget, Seminyak, Bali. Konsep vintage dan industri ini dipadukan oleh sang arsitek, Andra Matin, menjadi sebuah harmoni.
Awalnya, tutur arsitek Andra Matin, konsep Potato Head tak seperti yang tampak sekarang. Ingin bangunan ini menjadi unik dan berbeda, klien Andra mengusulkan memakai railing bekas. Namun, masih juga merasa belum pas, ide pun terus digali sampai menemukan jendela krepyak bekas yang unik.
"Jendela jumlahnya sekitar 6.000-an, tapi itu bekas semua. Kami mencari-cari selama pembangunan kurang lebih tujuh bulan ke banyak daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan lainnya," ujar Andra.
Jendela-jendela bekas ini disusun acak, tidak simetris, seolah berantakan, tak sama panjang pendek, serta motif warnanya. Namun, penataan tak simetris ini yang tampak menarik. Lebihnya lagi, susunan jendela ini tampak eksotis karena warnanya sengaja dibiarkan pudar.
"Jendela sama sekali tidak dicat, sengaja agar karakternya keluar dari situ. Paling disemprot debu saja," katanya.
Di dalam restoran, ruangan dikemas lebih modern dengan tempat-tempat makan dibuat berbeda-beda. Ada yang berada di sekeliling bar, ada fine dining, bahkan jacuzi.
"Tujuannya, agar orang seolah-olah merasa makan di tempat berbeda-beda di satu tempat. Setiap spot area makan berbeda sensasi dan pemandangannya," tutur Andra.
Konsep bangunan ini terinspirasi bangunan koloseum di Roma. Namun, lanjut Andra, dirinya tak mau sangat berkiblat pada koloseum itu. Untuk itu digunakan material jendela krepyak bekas pada eksterior bangunan dan menjadikan bangunan ini selalu menarik untuk dipandang.
"Kami memakai kayu bekas, sehingga tidak memotong pohon dan merusak hutan. Ini tadinya kan sudah mau dibuang para pemiliknya, lalu kita pakai kembali," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar