Jumat, 28 Oktober 2011

BANTUAN AMERIKA KE INDONESIA

bantuan air bersih
AS Bantu Fasilitas Air Minum
KORAN JAKARTA. SURABAYA - Pemerintah Amerika Serikat melalui lembaga United States Agency International Development (USAID) memberikan bantuan proyek perluasan akses air minum dan sanitasi pada sejumlah kota di Jawa Timur melalui program Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH). Program yang diberikan pada Kota Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Mojokerto, ini diselenggarakan dalam upaya Provinsi Jawa Timur menyumbang jumlah capaian MDGs (Millenium Development Goals) nasional untuk aspek air minum dan sanitasi.

"Kami harapkan dengan IUWASH ini bisa membantu pemerintah Jawa Timur meningkatkan capaian akses masyarakat terhadap sektor air minum dan sanitasi yang sehat untuk mencapai target MDGs 2015 mendatang," kata Konsul Jenderal AS, Kristen F Bauer, usai penandatangan kerja sama di Surabaya, Rabu (26/10).

Proyek ini menjadi salah satu bentuk Kemitraan Komprehensif antara pemerintah AS dan pemerintah RI sebagaimana yang ditandatangani pada November tahun lalu oleh kedua presiden.

Sementara itu Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan, dengan bantuan infrastruktur, teknis, dan pendampingan yang diberikan melalui program IUWASH ini, dapat mendorong percepatan Jawa Timur mencapai target MDGs.

"Targetnya bisa menambah akses layanan air bersih dan sanitasi terhadap dua juta orang. Pemilihan kota dan kabupaten yang menerima bantuan berdasarkan data gabungan yang dimiliki USAID dan Pemprov Jatim, yang menghasilkan prioritas dengan ketersediaan dana yang ada," terangnya.

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2010, hanya 13,3 persen rumah tangga di Jawa Timur menggunakan air pipa dari PDAM, sedangkan sisanya didapat dari sumur pompa dan membeli. Dalam program IUWASH ini, USAID menggelontorkan dana 33,7 juta dollar untuk membantu pengadaan air minum dan sanitasi di 34 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

KAMPUNG CIOSA BANDUNG

BANDUNG, KOMPAS.com - Kampung Ciosa bisa dibilang wilayah yang diapit perumahan mewah. Sebagian warga memilih untuk melepas tanah mereka demi uang ganti rugi, tapi ada pula yang memilih bertahan hingga kini tersisa 18 keluarga. Menurut pantauan Kompas, Kamis (27/10/2011), kampung Ciosa tampak kontras dengan pemukiman mewah yang menghampar seluas 344 hektar. Untuk mencapai kampung tersebut hanya bisa ditempuh lewat jalan masuk perumahan. Sesampainya di sana, kampung ini memiliki latar belakang padang golf.

Menurut Ketua RT 2, Ade Rahmat, kondisi ini berlangsung sejak tahun 1990-an dengan masuknya pengembang PT Bandung Pakar untuk membangun perumahan mewah, lapangan golf dan hotel bintang lima ini.

Salah satu dampaknya, lanjut Ade, adalah kampung yang semula tersebar di punggung bukit kini terkepung perumahan mewah. Listrik yang sebelumnya didapatkan dengan menghubungkan kabel dari kampung sebelah tidak lagi terpakai. Sehingga dalam empat tahun terakhir, listrik diambil dari perumahan.

Apakah Ade dan warga Ciosa lain berencana pindah? Mereka semua menggeleng.
Estate Manager Resor Dago Pakar, Kardjono Widjaja, mengungkapkan bahwa pihaknya menyerahkan keputusan kepada warga Ciosa apakah ingin bertahan. "Kalau ingin pindah, kami akan beli tanahnya. Kalau ingin bertahan juga kami persilahkan," kata Kardjono.

Selasa, 25 Oktober 2011

MARILAH BERPERILAKU HIJAU

Hijaulah lingkungan indonesia
10 Langkah Sederhana Berperilaku Hijau

KOMPAS.com - Untuk mewujudkan lingkungan sekitar tempat tinggal menjadi hijau, Anda bisa memulainya dengan mengurangi "kebiasan buruk" sehari-hari. Apa saja yang bisa Anda lakukan untuk menciptakan perilaku hijau (green attitude) di sekitar Anda?

Green Building Council Indonesia (GBCI) merinci beberapa langkah-langkah sederhana berperilaku hijau yang bisa Anda terapkan lebih dini seperti berikut.

1. Saat meninggalkan ruangan, jangan lupa untuk mematikan lampu di ruangan
2. Matikan keran air di kamar mandi atau wastafel saat tidak diperlukan.
3. Sebisa mungkin, bawalah kantong plastik saat berbelanja
4. Tanamlah pohon-pohon peneduh di sekitar rumah Anda dan pelihara dengan baik
5. Pilah-pilih sampah rumah tangga, pisahkan sampah kering dan sampah basah, serta sampah yang tidak bisa didaur ulang.
6. Gunakan kertas dengan dua sisinya atau sisi balik yang kosong
7. Internet untuk menghemat pemakaian kertas
8. Gunakan produk-produk lokal
9. Cek emisi kendaraan Anda secara berkala
10. Buatlah sumur resapan dan lubang-lubang biopori di sekitar rumah Anda.

Terlihat mudah bukan? Mari, kini saatnya Anda lebih mencintai lingkungan!

Jumat, 21 Oktober 2011

DESA WISATA INDONESIA

Desa Wisata Terus Diberdayakan
Koran Jakarta
Indonesia kaya akan pesona. Ragam pesona alam tersebar di pelosok negeri. Begitu pun pesona budaya, daya tarik dari negeri berjuluk zamrud khatulistiwa yang tak ternilai ini juga melimpah. Semuanya adalah aset bangsa yang harus jadi berkah.  Namun, tanpa pengelolaan yang baik, "mutiara" itu tak akan berkilau. Tidak akan menarik minat orang luar datang menyambangi, mengenal, dan menikmati pesonanya. Masyarakat tentu berperan untuk itu. Masyarakat yang sadar akan pesona yang dimilikinya, baik alam maupun budayanya.

Kesadaran itulah yang hendak dibangun oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Lewat program pembentukan jejaring kelompok sadar wisata dan desa wisata, kesadaran sapta pesona Indonesia hendak dibangun.
Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Firmansyah Rahim, pada Koran Jakarta menuturkan tentang program sadar wisata yang sedang dirintisnya. Menurut dia, kelompok sadar wisata sebenarnya sudah dirintis saat Kementerian itu bernama Kementerian Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi. Di era Susilo Sudarman, program kelompok sadar wisata dibangun.

"Kelompok sadar wisata dibangun sejak era Pak Susilo Sudarman, dulu namanya sadar cipta pesona. Tujuannya adalah membangun kesadaran, rasa aman, kebersihan, sehingga membuat wisatawan yang datang merasa nyaman," kata dia saat berbincang di Lombok, Nusa Tenggara Barat, kemarin.

Kala itu era sentralisasi, gampang menggerakan daerah karena ada kantor wilayah. Tapi kini di era otonomi agak susah pusat mendesakkan program nasionalnya. "Nah, sekarang coba dihidupkan lagi, Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis. Di-create-lah desa-desa wisata. Dibangun lewat PNPM Mandiri wisata," kata Firmansyah.

Lewat PNPM Mandiri wisata itu desa-desa wisata dirintis. Diberi stimulus dan diberi pendampingan agar kian terpoles pesonanya sehingga menarik minat wisatawan datang menyambangi. Dana yang dialokasikan untuk setiap desa dari program PNPM Mandiri wisata adalah 100 juta rupiah per desa untuk tahun pertama. Tahun kedua, 150 juta rupiah per desa wisata. Mengenai penggunaan dana itu semua diserahkan sepenuhnya pada desa penerima bantuan. Terpenting digunakan untuk mendorong pemberdayaan potensi wisata di desa itu.  "70 persen dari dana itu adalah bantuan sosial. Terserah mau dibangun apa. Tapi memang ada pendampingan dari kita," katanya.

Tahun 2011, ditargetkan 569 desa wisata bisa dibangun dan pada 2012, sebanyak 678 desa wisata bisa direalisasikan. Di desa wisata itulah Pokdarwis ditumbuhkan. "Mereka yang merawat, mereka yang membikin jejaring antardesa-desa wisata, saling berkomunikasi, tukar promosi, dan saling bantu mendatangkan tamu," ujarnya.

Ajang Komunikasi
Kalau sudah ada kelompok tapi tak ada gerakan, aktivitasnya kurang maksimal. Maka, digagaslah Gerakan Nasional Sadar Wisata yang sudah digelar beberapa kali sebagai ajang komunikasi untuk mempererat antar-Pokdarwis. Tahun ini, gerakan itu dilaksanakan di PulauLombok. Antusiasme masyarakat cukup positif karena sampai tahun ini saja sudah ada 1.000 lebih Pokdarwis di berbagai daerah.  "Dan mereka kita harapkan membentuk jejaring antar-Pokdarwis dengan daerah lain," katanya.

Anggota Pokdarwis adalah warga di desa wisata. Kelompok tersebut beranggotakan 20 orang sampai 50 orang di setiap desa wisata. Menurut Firmansyah, ada beberapa kriteria sebuah desa layak disebut desa wisata. Kriteria pertama, desa yang benar-benar sebagai tujuan wisata, yaitu di desa itu ada tempat wisata. Juga desa yang memiliki banyak home stay bagi wisatawan. "Atau desa yang memunyai daya tarik alam yang dikelola desa itu," katanya.

Kriteria lainnya adalah desa yang menjadi penunjang sebuah tempat tujuan wisata, seperti Candi Borobudur. Desa-desa di sekitar candi mendukung dan menunjang keberadaan Borobudur sebagai tempat wisata. "Desa sekitarnya membikin kerajinan misalnya. Nah, kita bantu, kita bina, dan kita tunjang," ujar dia.

Kriteria lainnya, desa itu tak memunyai daya tarik, tapi di desa itu banyak dibangun hotel. Itu banyak ada di Pulau Dewata. "Nah, bagaimana memberdayakan desa itu, misalnya menyuplai bahan makanan ke hotel, mulai suplai beras, buah, atau akomodasi hotel," kata Firmansyah. Intinya, bagaimana desa itu bisa diberdayakan dan ekonomi kreatif tumbuh di masyarakat desa dan pendorong utamanya adalah Pokdarwis. "Kita targetkan 2.000 Pokdarwis sampai 2014 sehingga masyarakat bisa menikmati manfaat dari keberadaan tempat wisata," katanya

Kamis, 20 Oktober 2011

1 MILIAR PENDUDUK KEKURANGAN ENERGI

JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan Asia Timur-Pasifik telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Akan tetapi, masih ada 170 juta orang di kawasan ini yang belum memiliki saluran listrik, dan sebanyak 1 miliar penduduk masih menggunakan bahan bakar padat untuk memasak. "Di Asia Timur dan Pasifik, satu miliar orang di kalangan terbawah masih menghadapi kekurangan energi dan kurangnya akses untuk solusi energi modern," ujar John Roome selaku Direktur Bank Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan, Kawasan Asia Timur dan Pasifik, di Jakarta, Selasa (18/10/2011). 

Oleh karena masih banyak penduduk yang bergantung pada bahan bakar padat, lanjut John, maka polusi udara dalam ruangan akan terus menjadi faktor risiko kesehatan, terutama berisiko bagi perempuan dan anak-anak.

Apa yang ia kemukakan ini merupakan bagian dari laporan Bank Dunia bersama dengan AusAID dengan judul "One Goal, Two Paths: Achieving Universal Access to Modern Energy in East Asia and Pacific".

Laporan ini menjabarkan sejumlah program yang ambisius untuk mengatasi masalah kekurangan energi di kawasan ini pada 2030. Dengan begitu, laporan ini diharapkan dapat mendorong pemerintah bekerja melalui dua jalur secara simultan. Jalur pertama, pemerintah di kawasan ini diharapkan dapat mencapai akses universal bagi listrik dengan cara akselerasi. Apakah itu melalui program-program jaringan listrik ataupun di luar jaringan. Termasuk juga menyediakan layanan yang lebih efisien untuk rumah tangga.

Selain itu, pada jalur kedua, pemerintah diharapkan juga dapat meningkatkan akses untuk bahan bakar memasak yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, dengan penggunaan gas natural, gas cair, hingga biogas. Tidak hanya sebatas bahan baku saja, pemerintah juga diharapkan menyediakan kompor masak yang lebih canggih, terutama di daerah pedesaan miskin. Ini akan membantu peningkatan kesehatan dan mengurangi jumlah kematian prematur. Itu karena, berdasarkan catatan Bank Dunia, sebanyak 600.000 orang meninggal di kawasan ini setiap tahunnya akibat polusi dalam ruangan.

"Kedua jalur ini sangat terjangkau. Biaya yang diperlukan diperkirakan mencapai 78 miliar dollar AS untuk dua dekade mendatang bagi kawasan untuk mencapai akses universal untuk listrik, bahan bakar modern untuk memasak dan kompor memasak yang canggih," tambah Dejan Ostojic selaku penulis utama laporan. Memang, lanjut dia, cara ini memakan biaya 40 persen lebih tinggi dari biaya dengan skenario "business as usual," untuk jangka waktu yang sama. Namun, masih lebih kecil apabila dibandingkan dengan PDB regional.                                                          

Senin, 17 Oktober 2011

LIMBAH INDUSTRI CEMARI KALIMALANG


Air Sungai Kalimalang Tercemar
Koran Jakarta. JAKARTA - Air sungai di Kalimalang, Jakarta Timur, yang selama ini dijadikan air baku PT Aetra dan Palyja, berubah menjadi hitam pekat. Diduga air sungai itu tercemar limbah pabrik dari Bekasi, Jawa Barat.

Ketua RW 03 Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Muchtar, mengatakan perubahan warna air Kalimalang menjadi hitam pekat itu terjadi sejak Rabu (12/10) pukul 09.30 WIB. Selain warna air yang berubah drastis, timbul bau yang menyengat hidung. "Kami khawatir dengan perubahan air kali ini. Sejak pagi tadi warga tak ada lagi yang berani memanfaatkan air kali untuk keperluan sehari-hari," ujar Muchtar, Rabu (12/10). Warga khawatir perubahan warna air kali berdampak bagi kesehatan, yakni munculnya berbagai penyakit kulit.

Menanggapi hal itu, Humas PT Aetra Rika Yulika mengatakan, sejauh ini, perubahan warna air belum berpengaruh pada produksi air bersih di tempatnya. Namun, jika kondisi itu terus berlangsung, dipastikan akan memengaruhi produksi air bersih. Setidaknya produksi air bersih menjadi sangat berkurang. Jika air baku kotor, banyak proses yang harus dilalui untuk mendapatkan air bersih. "Saat ini air Kalimalang masih bisa digunakan untuk bahan baku, tapi tidak bisa seluruhnya, hanya sedikit, karena airnya hitam," jelas Rika.

Ia menduga perubahan warna air itu disebabkan banyaknya warga yang membuang limbah rumah tangga maupun industri. Bahkan limbah dari mobil tinja turut dimuntahkan di kali tersebut. Terlebih Kalimalang menjadi pusat pertemuan beberapa kali.
Saat ini, pihaknya juga akan terus memonitor perkembangan perubahan air Kalimalang tersebut. Jika masih terus terjadi, akan diambil tindakan teknis untuk pengolahan air bersih.

Sementara itu, Dirut Perum Jasa Tirta II Edy Jayadirja mengatakan hitamnya air Kalimalang itu bukan hanya disebabkan limbah, tetapi juga dampak dari hujan deras yang terjadi di Bogor, Selasa (11/10) malam. "Saat ini air Kalimalang memang hitam, kabarnya akibat hujan deras dari Bogor tadi malam. Saya belum tahu kandungan apa saja yang ada di dalam air Kalimalang setelah terjadi perubahan warna ini," kata dia.

Rabu, 12 Oktober 2011

MARI BERSAMAN ATASI KEMISKINAN

Swasta Diminta Ikut Atasi Kemiskinan

Koran Jakarta. JAKARTA - Pihak swasta diminta ikut berperan dalam mengurangi kemiskinan di DKI Jakarta. Keikutsertaan swasta tersebut merupakan bentuk corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.

Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta Tatiek Fauzi Bowo mengatakan selama ini, dalam upaya pengentasan masyarakat dari kemiskinan, Pemprov DKI telah menggulirkan program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK) dan pembenahan RW kumuh di sejumlah wilayah. Namun, untuk mempercepat pengentasan masyarakat dari kemiskinan, pihak swasta juga wajib berperan.

"Jadi, bukan hanya pemerintah, warga dan pihak swasta juga wajib membantu mengentaskan kemiskinan," kata dia saat lokakarya penanggulangan kemiskinan di gedung PKK Melati Jaya, Kebagusan, Jakarta Selatan, Selasa (11/10).

Menurut Tatiek, kemiskinan yang sering disebut sebagai permasalahan sosial di Jakarta rata-rata disebabkan oleh tingkat pendidikan yang rendah. Selain itu, warga miskin tidak punya pekerjaan tetap dan jaringan sosial untuk hidup. Mereka perlu bantuan untuk memperbaiki hidupnya, sebab tidak mungkin dengan kondisi mereka yang seperti itu, mereka bisa mengupayakan perbaikan hidup.

Ia menilai dua sektor yang sangat dibutuhkan warga miskin, yakni pendidikan dan kesehatan, telah diupayakan secara maksimal oleh Pemprov DKI. Tahun 2010, penyerapan anggaran pendidikan sudah mencapai 99,27 persen dari anggaran 6,93 triliun rupiah. Sedangkan anggaran 2009 untuk kesehatan terserap 99,9 persen. "Ini menunjukkan pelayanan kesehatan semakin tertata. Angka ini menunjukkan keseriusan pemerintah menanggulangi kemiskinan," katanya.